Assalamu'alaikum, Wr., Wb.
Hadirin
rohimakumulloh,
Tak
terasa waktu berputar dengan cepatnya, sehingga kita semua terbawa dengan
putaran zaman yang terus berubah tanpa memperhatikan apakah yang terjadi
disekeliling kita. Hari demi hari, minggu ke minggu, bulan demi bulan, bahkan
tahun ke tahun itu roda zaman terus berputar hingga Alhamdulillah kita
dipertemukan kembali dengan bulan Muharrom tahun ini, sebagai awal permulaan
tahun hijrah.
Sebagaimana
yang telah kita ketahui bersama bahwa pada bulan muharrom banyak sekali
kejadian-kejadian yang paling bersejarah bagi umat islam, diantaranya: selamat
nabi Yunus dari ikan NUN tejadi pada bulan Muharrom, selamatnya Nabi Ibrohim
dari kobaran api sewaktu dibakar oleh raja Namrud terjadi pada bulan Muharrom,
diterimanya taubat Nabi Adam AS., selamatnya Nabi Musa dari kejaran Fir’aun dan
masih banyak lagi kejadian yang tejadi dengan para Nabi dan Rosul yang erat
kaitannya dengan bulan Muharrom ini.
Bulan
Muharrom sering disebut dengan bulan awal kebangkitan islam didunia, namun yang
perlu kita kaji dalam masalah kejadian yang beruntun pada bulan Muharrom adalah
mengambil setitik ma’na dari nilai hijrah Rosul.
Hijrah
adalah pakan etos kerja seorang muslim demi untuk mencapai tujuan yang hakiki,
kalau kita perhatikan bersama bahwa hijrah Rosul saw dimulai dari berjalan menuju
tho’if lurus ke habsyi dan kemadinah, apa yang Rosul tuju ialah hanya untuk
mencari tempat yang strategis demi untuk menyebarkan islam dan westemisasi
islam.
Perjalanan
hijrah Rosul saw bukanlah suatu perjalanan yang lurus dan menyenangkan dengan
penuh taburan bunga dikanan kiri, tapi merupakan suatu pekerjaan yang teramat
mengerikan dan menjemukan, bayangkan saja pada waktu beliau pergi ke tho’if
beliau bukanlah mendapat sambutan dari orang tho’if melainkan lemparan batu
serta cacian yang menyakitkan, dan juga lemparan2 kotoran onta bahkan akibat
dari kejahatan orang2 tho’if sampai2 gigi beliau tanggal dan pipi beliau
mengeluarkan darah. Tapi bagaimana sikap beliau? Beliau malah berdo’a:
اللّهمّ اهدي قومي فانّه قوم لايعلمون
Allohu
akbar... begitu luhur akhlaq beliau, itu lah sebuah potret perjalanan hijrah
Rosulullah saw yang mudah-mudahan kita semua dapat mengambil hikmahnya.
Hadirin
Rohimakumulloh,
Perjalanan
makna hijrah tidak mungkin bisa terlaksana hanya dengan menyaksikan berbagai
kisah yang menggetirkan hati dari manusia2 pilihan Alloh.
Namun
perlu diingat bahwa suatu
perjuangan tak mungkin dapat diraih dengan sukses tanpa mempunyai 2 landasan
pokok, yaitu:
1.
Semangat jihad
2.
Nilai keimanan
Dan insya Alloh dengan
bemodalkan 2 faktor tersebut seorang pejuang akan mencapai suatu kesuksesan
yang sangat diidam-idamkan.
Bukalah
sudah demikian banyak contoh yang melaksanakan hijrah dengan tujuan menegakkan
kalimah Allah, mendapatkan derajat yang mulia dihadapan Allah swt., firman
Alloh swt dalam Al-Qur’an:
وَمَنْ
يُهَاجِرْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ يَجِدْ فِي الْأَرْضِ مُرَاغَمًا كَثِيرًا وَسَعَةً
ۚ وَمَنْ يَخْرُجْ مِنْ بَيْتِهِ مُهَاجِرًا إِلَى اللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ
يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ أَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۗ وَكَانَ اللَّهُ
غَفُورًا رَحِيمًا
“Barangsiapa berhijrah di jalan
Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan
rezeki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah
kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat
yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya di sisi Allah. Dan adalah
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. “
Marilah
kita tengok kisah tentang sahabat rosululloh saw yang bernama Abdurrohman bin ‘Auf
dikala datang seruan jihad dan hijrah dengan rosul, beliau tidak segan2 untuk
mengikuti ajaran rosululloh saw untuk berhijrah menuju Madinah, padahal beliau
adalah seorang saudagar kaya, hartanya melimpah, tanahnya luas, rumahnya megah,
dan jabatannya waaaah..dan juga termasuk orang yang berdedikasi tinggi
dikalangan orang2 Quraisy, karena seruan itu beliau pergi dengan segala
ketulusan hati tanpa membawa secuil harta pun. Setelahnya sampai di Madinah beliau disambut oleh
golongan anshor dan padanya disodorkan satu buah rumah dan satu ekor unta, tapi
bagaimanakh jawaban beliau? “wahai sahabatku, dimanakah pasar?” sahabat merasa
kaget lalu bertanya kembali “kenapa anda malah bertanya pasar?” Abdurrahman bin
‘auf menjawab, “saya mau jadi kuli pasar”. Alloohu Akbar….!!!! Kesenangan yang sudah
berada dipelupuk matanya, malah memilih seorang kuli, suguh teramat luhur budi
pekertinya.
Hadirin ma’asyirol
muslimin rohimakumulloh..
Itulah sekilas
ma’na hijrah yang dimana kesimpulan yang dapat kita ambil adalah:
1.
Hijrah merupakan etos kerja seorang muslim untuk
mencari lahan baru guna menyebarkan dan menegakkan kalimah Alloh.
2.
Yang berangkat hijrah pada dasarnya timbul dari
kecintaan kepada Alloh dan Rosulnya.
Mungkin itu saja yang dapat saya sampaikan. Semoga besar manfa’atnya
bagi kita semua. Amiiinn yaa Robbal ‘aalamiiin.
Wassalamu’alaikum,
Wr., Wb.
Komentar
Posting Komentar