1. Kesenangan yang menipu
Ketahuilah sesungguhnya kehidupan dunia itu
hanyalah permainan dan sendagurauan, perhiasan, dan saling berbangga diantara
kamu, serta berlomba dalam kekayaan dan keturunan. Seperti hujan yang
tanaman-tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering
kemudian kamu lihat warnanya menjadi kuning kemudian menjadi hancur. Dan
diakhirat nanti ada adzab yang keras dan ampunan dari Allah serta
keridhoan-Nya, dan kehidupan dunia tiada lain hanyalah kesenangan yang menipu.
(QS. Al-Hadid : 20)
2. Kesenangan
yang sedikit
Itu hanya kesenangan yang sementara, kemudian
tempat tinggal mereka adalah neraka jahannam, dan itu adalah tempat kembali
yang paling buruk. (QS. Al-Imron : 197)
Tiadalah perbandingan dunia ini dengan akhirat,
kecuali seperti seorang memasukan jari-jari kedalam lautan luas, maka
perhatikan berapakah yang didapat. (HR. Muslim)
3. Lebih hina
dari pada bangkai
Ketika rasulullah berjalan di pasar dan
dikelilingi orang-orang, mendadak disana bertemu dengan bangkai kambing yang
cacat telinganya, lalu rasulullah mengangkat telinganya dan bertanya kepada
orang-orang: “siapakah diantara kalian yang suka membeli ini dengan harga satu
dirham?” mereka menjawab: “kami tidak suka, dan buat apa?”. Nabi pun bertanya:
“sukakah jika bangkai ini ku berikan kepada kalian Cuma-Cuma saja?”, mereka
menjawab: “Demi Allah, andaikata itu masih hidup ia pun cacat juga, apa lagi ia
sudah bangkai”. Lalu nabi bersabda “Demi Allah, sungguh dunia ini lebih hina
dalam pandangan Allah dari pada bangkai ini bagi kalian. (HR. Muslim)
4. Sesuatu yang
terlaknat
Dari Abu Hurairoh Ra berkata: aku mendengar
Rosulullah saw bersabda “Dunia itu terlaknat, terlaknat semua apa yang ada
padanya kecuali dzikrulloh, atau sesuatu yang semisalnya, dan orang-orang yang
berilmu, atau orang-orang yang mencari ilmu”. (HR. Attirmidzi)
Tidak lebih berharga dari pada sayap nyamuk
Kalau sekiranya kenikmatan dunia masih ada
nilainya di sisi Allah seberat sayap nyamuk, Allah tidak akan member minum
orang kafir meskipun seteguk air. (HR. Attirmidzi)
Komentar
Posting Komentar