Mensyukuri Ni'mat Allah
وَإِذْتَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنشَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنكَفَرْتُم ْإِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
''Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya, jika
kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu. Dan, jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS Ibrahim
[14]: 7).
Sudah seharusnya kita sebagai hamba bersyukur dengan nikmat yang diberikan
Allah kepada kita. Mulai dalam kandungan ibu sampai menjadi manusia yang bisa
berpikir hingga kembali pada-Nya adalah nikmat Allah yang tidak terhingga.
Mulai dari kesenangan hidup, rezeki, dan kasih sayangnya
yang tak pernah putus.
bersyukur adalah sebuah jalan untuk mencari keridhaan-Nya. Sebaliknya, bila
manusia mengingkari
nikmat-Nya, bersiaplah menerima azab yang sangat pedih. Ada
banyak cara yang dapat dilakukan manusia untuk mensyukuri nikmat Allah swt.
Secara garis besar, mensyukuri nikmat ini dapat dilakukan dengan cara-cara
sebagai berikut:
ü Mensyukuri dengan hati, dengan mengakui, mengimani dan meyakini bahwa
segala bentuk kenikmatan ini datangnya dari Allah swt semata.
ü Mensyukuri dengan lisan, dengan memperbanyak ucapan alhamdulillah
(segala puji milik Allah) wasysyukru lillah (dan segala bentuk syukur
juga milik Allah).
ü Mensyukuri dengan perbuatan. Mempergunakan segala bentuk kenikmatan Allah
untuk menunaikan perintah-perintah Allah, baik perintah wajib.
Syukur dengan hati,
lisan dan perbuatan ini hendaklah terefleksi dan tercermin pada setiap momentum
yang bersifat zhahir, bahkan yang tersamar sekalipun. Contoh cerminan sikap
mensyukuri nikmat Allah yang tampak secara lahir ini dapat dilihat dalam sikap
Nabi Sulaiman as saat ia mendapati singgasana Bilqis telah ada di sampingnya
dalam sekejap mata. Saat itu Nabi Sulaiman langsung berkata, "Ini
adalah anugerah Allah. Dia bermaksud mengujiku, adakah aku bersyukur ataukah
aku kufur." (QS An-Naml: 40)
Sikap yang sebaliknya
ditunjukkan oleh Qarun. Saat ia ditanya oleh kaumnya tentang sukses bisnisnya,
ia tidak menisbatkan sukses itu kepada Allah. Dengan penuh 'ujub,
sombong dan takabbur ia berkata, "Semua ini aku dapatkan
semata-mata karena ilmuku, kepintaranku, kepiawaianku" (QS Al-Qashash:
78). Karena itulah ia diazab Allah.
Dalam kehidupan
sehari-hari, kita harus senantiasa bersyukur atas segala nikmat dan anugerah
yang diberikan Allah. Kita mesti bersyukur saat memperoleh kesenangan dan
bersabar saat tertimpa musibah.
Sesungguhnya, nikmat yang telah diberikan Allah kepada kita sangat banyak jumlahnya dan tak terhingga. Semua yang diberikan itu, sekiranya suatu saat Allah menagihnya, kita tidak akan sanggup untuk membayarnya. Sebab, nikmat itu diberikannya setiap saat dan tak pernah berhenti, mulai dari bangun tidur hingga kita tertidur lagi. Alangkah pengasih dan penyayangnya Allah kepada kita, umat manusia.
Allah SWT berfirman, ''Dan, Dia telah memberikanmu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan, jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).'' (QS Ibrahim [14]: 34).
Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk bersyukur kepada manusia. Karena, syukur kepada manusia merupakan salah satu bentuk tanda syukur kepada Allah SWT. ''Siapa yang tidak pandai bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, berarti ia belum bersyukur kepada Allah.'' Abu Isa berkata, ''Ini adalah hadis hasan sahih.'' (HR Tirmidzi No 1877).
Dengan memperbanyak syukur, manusia akan menyadari segala kelemahan dan kekurangannya di hadapan Allah. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur.
Komentar
Posting Komentar